Selasa, 20 Mei 2014

Politik Pencitraan : Positif atau Negatif?

Hei reader, sudah lama saya tidak menulis lagi diblog ini.
Hehe, maklum saya disibukkan dengan berbagai tugas kuliah...
Namun mumpung saya ada waktu, izinkan saya menuliskan beberapa kalimat mengenai pemikiran saya....

He, saya belum sempat mencari bahan untuk tulisan misteri saya selanjutnya. Mungkin ada dari para reader yang punya misteri yang ingin saya jelaskan dengan cara saya bisa menulis dikolom komentar atau mengirim email langsung. Yah mungkin saya tidak sehebat para master-master pemecah misteri yang banyak diinternet. Tapi saya akan memecahkan misterinya dengan berfikir secara logika. :)

Kembali ke artikel, pada hari ini saya hanya akan memberikan opini atau pendapat saya terhadap peristiwa yang lagi hangat di Indonesia. Yep, apalagi kalau bukan pemilu atau pemilihan umum. Menjelang pemilu presiden dan wakil presiden yang akan diadakan pada bulan Juli mendatang, banyak sekali berita-berita yang memperbaiki citra para capres dan cawapres. Hal ini lebih dikenal dengan Politik Pencitraan.

Nah kali ini saya akan membahas politik pencitraan tersebut. Bukan sebagai penjelasan ataupun pembantahan. Namun saya hanya akan menjelaskan opini saya tentang hal itu. Kalau kalian para reader ingin beropini saya tidak melarang. Silahkan komen dikolom komentar, dengan bahasa yang sopan ya guys. :)




Politik pencitraan sering digunakan oleh para calon-calon yang akan berlaga dipemilu. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan dukungan lebih banyak dari rakyat. Hal ini secara politik lazim saja untuk dilakukan, selama mematuhiaturan yang berlaku. Akan tetapi, positif atau negatifkah hasil yang dibawa oleh politik pencitraan tersebut?

Kalau kita melihat dari segi positif, politik pencitraan memiliki andil dalam mengajak masyarakat untuk memilih dan tidak golput. Namun jika dilihat dari sisi negatifnya, kebanyakan politik pencitraan menghabiskan uang dalam jumlah yang cukup besar. Bahkan jika uang tersebut ditotal, mungkin masalah pendidikan atau kesehatan mungkin saja bisa terbantu dengan uang itu.

Dengan demikian bisa dilihat bahwa politik pencitraan memang adalah salah satu cara efektif untuk mengajak masyarakat dalam memilih. Akan tetapi, mungkin akan lebih baik jika hal tersebut dilakukan tidak hanya menjelang pemilu saja. tapi dilakukan seterusnya. Hehe.

Itu hanya pemikiran saya saja. Maaf jika isinya tidak seperti yang diharapkan. Tapi setidaknya cobalah reader sekalian membuka mata dan melihat sekeliling. Siapakah calon yang benar-benar baik, mana yang hanya berpura-pura. :)

TAMBAHAN :

Sedikit tambahan, bagi reader yang punya berita dan ingin saya menelitinya silahkan komen dibawah dan saya akan menelitinya. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tolong diisi dengan bahasa yang sopan dan tidak mengundang emosi ya readers?