Hope You like it... Check this out... :)
Dia...
Dulu, aku adalah orang yang memiliki segalanya, sekarang, aku tak punya apa-apa. Dulu aku menjadi orang yang paling bahagia saat bersamamu, tapi kini aku adalah orang yang terbuang dari dunia ini. Semua berawal darimu, dan berakhir di kamu juga.
Aku masih duduk di bangku SMA kelas 2 saat aku pertama kali ku mengenalmu. Ku melihat kau sebagai wanita yang dapat menerangi hatiku yang telah lama mati. Akupun mencoba mendekatimu dengan berbagai cara, telah kucoba segalanya, dan kau hanya cuek dan tak peduli. Disaat aku hampir menyerah, akhirnya kau mulai membuka pintu hatimu untukku.
Sejak saat itu aku merasa bagaikan pria yang paling bahagia, terlepas dari masalah dalam keluargaku. Tapi aku merasa bisa menjalani hidup ini bersamamu. Tapi beberapa saat kemudian, aku merasa bahwa kamu hanya menjadikanku sebagai pelarianmu saja.
Semua berawal dari sebuah pesan singkat dari seorang priaa. Kamu berkata ia hanya teman saja, aku tak percaya perkataanmu, tapi aku hanya diam dan menganggukkan kepalaku. Andai dirinya tahu apa yang kurasakan saat itu. Amarah, sedih, kecewa, semua menjadi satu, tapi lagi-lagi aku tak bisa berbuat apa-apa karena ku dibutakan oleh cintamu.
Sejak saat itu dia seaakan menjauh dariku. Semua pertanyaanku tak pernah dijawab dengan jelas. Hingga pada suatu malam, sebelum keberangkatanku untuk bekerja dikota lain, ia membisikkan kata-kata yang tak pernah kulupakan.
"Abi jangan pernah tinggalin umi ya, umi cinta sama abi..."
Kata-kata itulah yang membuatku kembali merasa bahagia di malam sebelum keberangkatanku. Tapi, kini kutahu, kata-kata itu hanya sebuah kepalsuan. Dan hal yang paling kutakutkan akhirnya terjadi.
Beberapa hari setelah aku sampai dikota tujuanku, aku mendengar curhatannya. Ia berkata apakah wajar jika kita menyukai orang yang lebih tua. Pertanyaan ini seketika menyesakkan hatiku. Aku hanya terdiam dan tidak menjawab pertanyaannya darinya melalui pesan singkat tersebut,
Dan beberapa hari kemudian, ketakutan terbesarku itupun terwujud, ia tiba-tiba meminta aku untuk tidak menghubunginya sementara waktu. Dan aku pun semakin bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Dan disinilah, puncak kesabaranku berakhir, seorang wanita yang dulu kubanggakan, kini menghancurkan hidupku.
Ia dengan berkata dengan santainya, kalau ia menyukai pria lain. Betapa hancur perasaanku saat itu. Dan kehancuran itu membawa dampak bagi pekerjaanku, aku dipecat karena kinerjaku yang menurun, hingga akhirnya aku terlunta-lunta di kota ini, tiada yang menolongku.
Sekarang siapa yang harus disalahkan, dia atau aku, ataukah cinta yang menatukan kita berdua?
Hanya tuhanlah yang tahu...
---
Mohon komennya ya guys.,.. see you... :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tolong diisi dengan bahasa yang sopan dan tidak mengundang emosi ya readers?